Duhai
anak-anak negeri yang berseragam putuh abu-abu, mengapa masih saja enggan
meminum anggur kehidupan yang kutawarkan, walau hanya secawan. Ataukah madu
pencerahan, walau hanya sesendok. Begitupun juga api kreatifitas, walau hanya
sebagai pemantik.
Memang amat susah bagimu memilih, padahal ada sekian banyak
pilihan. Engkau lebih suka pada yang serba seragam, seperti seragam yang
engkau kenakan, putih abu-abu. Padahal seragammu kini, hanyalah
akumulasi dari seragam-seragam sebelumnya. Ketika engkau di Sekolah Dasar,
engkau diseragamkan dengan putih merah. Ketika engkau di Sekolah Menengah, pun
masih diseragamkan dengan putih biru.