(Tulisan
ini hanya mencoba mengelaborasi pemikiran Prof. Dr. Soegeng Santoso, M.Pd
sebagai pendiri PAUD di Indonesia berdasarkan beberapa referensi dari
tulisannya di Koran dan penyampaiannya di perkuliahan)
Pendidikan Anak usia dini
itu sangat penting, sebab jika pelaksanaan pendidikan pada usia pra sekolah
berhasil dengan baik, maka pendidikan anak tersebut pada jenjang pendidikan
berikutnya akan berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, Pendidikan
Anak Usia Dini perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh, sebab pendidikan pada
masa ini merupakan dasar pembentukan kepribadian dan seluruh aspek yang terdapat
pada anak harus mendapat pelayanan yang maksimal. Pelayanan maksimal tersebut
dapat dimediasi oleh Taman kanak-kanak yang program kegiatan belajar mengajar bertujuan;
a) Mengembangkan daya cipta dan daya
pikir, b) Mengembangkan bahasa, c) Mengembangkan perilaku, d) Mengembangkan
jasmani, e) Mengembangkan moral, emosional, sosial, dan disiplin. Semuanya
dilakukan sebagai upaya pembinaan anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan yang lebih lanjut.
Selanjutnya, dalam
perkembangan dunia kontemporer dan munculnya teori-teori baru dalam psikologi
dan pendidikan yang berimplikasi pada dunia pendidikan, maka beliau
mengapresiasi itu dan pendidikan indonesia harus terbuka dengan itu, tapi yang
beliau tekankan bahwa PAUD di Indonesia boleh menggunakan model dari Negara
mana saja tetapi tidak sampai meninggalkan konsep yang dibuat oleh Ki Hadjar
Dewantara dengan Perguruan Taman Siswanya. Dimana Ki Hadjar Dewantara
menyebutkan dasar pendidikan Indonesia adalah Panca Darma yaitu; a) Kebangsaan,
b) Kebudayaan, c) Kemerdekaan, d) Kemanusiaan, dan e) Kodrat alam. Ki Hadjar
Dewantara juga memiliki konsep tentang kebudayaan yang perlu dikembangkan
melalui tiga unsur yaitu konsentris, kontinyuitas, dan konvergensi, maksudnya
kebudayaan kebangsaan Indonesia perlu dilestarikan dan dikembangkan dengan
prinsip selalu berdasar kebudayaan nasional sehingga kebudayaan asing boleh
masuk tetapi yang diterima sesuai dengan kebudayaan sendiri. Pendidikan yang
diberikan kepada anak usia dini melalui berbagai cara antara lain; permainan,
agama, nyanyian, irama, dongeng, cerita, olahraga, sandiwara, seni, lingkungan,
bisa juga diadakan melalui lomba.
Karakter anak itu unik,
tiap anak mempunyai karakter yang berbeda satu sama lain sehingga cara
mendidiknya juga harus berbeda. Tiap anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan sendiri, walaupun secara umum periodenya sama dari masa bayi, masa
anak-anak, masa sekolah, masa remaja, masa pubertas/dewasa. Selanjutnya, Prof.
Dr. Soegeng Santoso, M.Pd menegaskan bahwa masa anak usia dini yaitu 0-8 tahun.
Masa ini sering disebut Golden age
(usia emas) karena penting sekali untuk dididik secara tepat supaya menjadi
manusia yang berkualitas. Pada usia ini merupakan usia yang tepat untuk
dibentuk pribadinya terutama yang berkaitan dengan agama, norma, nilai,
kecerdasan (akal, budi/hati, raga dan rasa), kedispilinan, toleransi, dan
lain-lain.
Dilain pihak, Prof. Dr.
Soegeng Santoso, M.Pd menambahkan bahwa mengingat pentingnya PAUD dalam
menunjang tumbuh dan berkembangnya anak, wajib belajar mestinya tidak dimulai
dari sekolah dasar (SD) melainkan dimulai dari yang paling dasar, yakni taman
kanak-kanak. Pada pendidikan anak usia dini tidak bolehkan mengajari atau belajar
membaca, menghafal, atau menghitung tapi Prof. Dr. Soegeng Santoso, M.Pd
menekankan bahwa pada PAUD hanya pengenalan huruf dan angka saja. Itupun
dilakukan dalam bentuk bermain. Misalnya, mengenalkan anak pada bentuk benda,
hewan, alat-alat, imajinasi, perasaan, dan pikiran anakpun dikembangkan.
Tindakan ini jangan disalahkan, tapi diarahkan. Semuanya dilakukan dalam
permainan yang riang gembira, sehingga secara tidak sadar anak-anak sudah
menerima pendidikan. Permainan-permainan tersebut idealnya menggunakan
alat-alat permainan yang berada didaerah setempat.
Menurut Prof. Dr. Soegeng
Santoso, M.Pd, pendekatan dan prinsip pendidikan/pembelajaran pada anak usia
dini, antara lain :
a.
Konsep
belajar sambil bermain
b.
Kedekatan
dengan lingkungan
c.
Alam
sebagai sarana pembelajaran
d.
Anak
belajar melalui panca inderanya
e.
Konsep
kecakapan hidup
f.
Anak
sebagai pembelajaran aktif
g.
Pendidik
wajib dekat anak dengan penuh kasih saying
h.
Etika
dan estetika perlu diberikan secara sederhana
Dalam Pendidikan usia dini
juga sangat membutuhkan peran orang tua dalam menentukan keberhasilan PAUD,
Prof. Dr. Soegeng Santoso, M.Pd menyatakan bahwa peran orang tua dalam mendidik
anak usia dini di rumah antara lain:
a.
Perlu
memberi contoh yang baik, etis, estetis, rasional
b.
Perlu
menyanjung, member hadiah, jika menghukum harus edukatif (mendidik), jangan
menyalahkan, tidak memanjakan dan tidak mengekang
c. Perlu
memberi kepercayaan, kesempatan untuk mencoba sesuatu terutama dalam bermain
d. Perlu
menanamkan kedisiplinan, kebersihan, toleransi, keberanian, keharmonisan,
kekeluargaan, keadilan, perlindungan
e. Perlu
diakui bahwa anak memiliki bakat dan mendidik, membimbing itu memberi pengaruh
(lingkungan) yang positif supaya kepribadiannya terbentuk. Kepribadian manusia
itu terbentuk karena dua factor yaitu factor dari dalam adalah bakat
(pembawaan) dan factor dari luar yaitu lingkungan wujudnya pengaruh
f.
Perlu
penjelasan biarpun singkat jika anak melakukan tindakan yang salah
g. Perlu
menanamkan cipta, rasa, dan karsa kepada anak sesuai dengan usia perkembangan,
pikiran, dan bahasanya.