Duhai
anak-anak negeri yang berseragam putuh abu-abu, mengapa masih saja enggan
meminum anggur kehidupan yang kutawarkan, walau hanya secawan. Ataukah madu
pencerahan, walau hanya sesendok. Begitupun juga api kreatifitas, walau hanya
sebagai pemantik.
Orang-orang besar jiwanya, para utusan yang suci, aktor-aktor perubahan, tidak tumbuh dalam didikan dua warna, tetapi dalam banyak warna. Karena dengan mengenal banyak warna, mereka bisa membaca sekaligus menaklukkan warna-warni kehidupan. Dan yang lebih penting untuk engkau ketahui, mereka tidak pernah memakai seragam, apalagi berseragam dalam pikiran dan tindakan.
oleh : Sulhan Yusuf
Memang amat susah bagimu memilih, padahal ada sekian banyak
pilihan. Engkau lebih suka pada yang serba seragam, seperti seragam yang
engkau kenakan, putih abu-abu. Padahal seragammu kini, hanyalah
akumulasi dari seragam-seragam sebelumnya. Ketika engkau di Sekolah Dasar,
engkau diseragamkan dengan putih merah. Ketika engkau di Sekolah Menengah, pun
masih diseragamkan dengan putih biru.
Makanan, minuman dan tempat tujuanmu pun sudah seragam. Makanan
pavoritmu, pizza.Minuman kesukaanmu, coca cola. Tempat pelesiranmu, mall. Wajarlah kalau pikiranmu pun serba seragam. Engkau
amat sulit menerima yang beragam. Kuingatkan kembali, bahwa hidup ini
pijakannya adalah beragam dalam keragaman. Yang demikian itu
adalah takdir kehidupan. Bukankah kita ditakdirkan untuk beragam, dan itu firman Yang Maha Penakdir.Terakhir, masih saja
ingin kutawarkan padamu, dan kunyatakan padamu, bahwa pelangi masih lebih indah
dari warna seragammu. Meski engkau tumpuk mulai dari Sekolah Dasar, Menengah
hingga Atas. Sebab, hanya selalu dua warna yang mengiringi pertumbuhanmu.
Orang-orang besar jiwanya, para utusan yang suci, aktor-aktor perubahan, tidak tumbuh dalam didikan dua warna, tetapi dalam banyak warna. Karena dengan mengenal banyak warna, mereka bisa membaca sekaligus menaklukkan warna-warni kehidupan. Dan yang lebih penting untuk engkau ketahui, mereka tidak pernah memakai seragam, apalagi berseragam dalam pikiran dan tindakan.
oleh : Sulhan Yusuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar